Sinetron Jiplakan Menurut ResponDet
Indonesia dan foto kopi. Dua hal yang tampaknya semakin sulit dipisahkan. Setelah bisnis ini menginvasi mental para mahasiswa (untuk malas mencatat), kini giliran insan perfilman yang menjadi korban (atau pelaku ya?). Ide yang seharusnya datang dari originalitas sang pemikir, harus ternoda karena penjiplakan.
Seperti yang lagi ramai saat ini adalah sinetron jiplakan. Sayang, dari 83,5 persen ResponDet yang pernah nonton, 61,7 persen beranggapan perkembangan sinetron jiplakan semakin buruk.
Para ResponDet pun menganggap kehabisan ide (58,5 persen) menjadi penyebab maraknya sinetron jiplakan. Sisanya adalah serial TV yang dicontek lagi ngetrend (24,3 persen), dan sinetron jiplakan lebih bagus (9,5 persen).
Salah seorang responDet yang menganggap sinetron jiplakan semakin buruk adalah Sherly Andriana. Menurutnya, kegiatan copy cat ini udah kelewatan. "Gimana nggak jelek kalau ide aja harus tiru-tiru," kata pelajar SMK Mater Amabilis ini.
Yang membuat Sherly malas adalah jalan cerita. Poin ini menjadi salah satu kelemahan utama sinetron jiplakan. Meski ceritanya diolah ulang, tetap saja nggak menarik. "Ceritanya tambah mbulet nggak karuan, jadinya aku males yang mau ngikutin," ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment